General Manager PSS Djoko Handoyo membantah pihaknya menemui mantan Bupati Sleman Ibnu Subiyanto guna membicarakan kelanjutan merger PSS dengan Real Mataram. Dihubungi kemarin, Djohan membantah kabar dirinya bersama pengurus Super Elang Jawa lainnya bertemu dengan mantan orang nomor satu Sleman ini.
’’Nggak ada pertemuan itu, nggak ada hubungannnya dengan Pak Ibnu soal ini (merger),’’ bantah Djohan.Pria yang sehari- hari menjabat Asisten Sekda Sleman Bagian Administrasi dan Keuangan ini menyatakan keputusan jadi tidaknya merger sepenuhnya berada di tangan bupati saat ini.
Menurut informasi yang dihimpun Radar Jogja, siang kemarin Djohan dkk menemui Ibnu yang saat ini masih mendekam di Lapas Cebongan akibat kasus pengadaan buku yang menjeratnya tahun 2004 silam. Pertemuan bertujuan meminta persetujuan Ibnu.
Alasannya, Super Elang Jawa masih membutuhkan tanda tangan Ibnu. Pasalnya, hingga saat ini Ibnu masih menjabat Ketua Umum PSS.
Sementara itu, kelanjutan nasib merger bakal ditentukan hari ini. Manajemen PSS dan RM rencananya bertemu siang ini di Mess PSS di Jombor. Menurut Djohan, pertemuan tesebut bakal membahas nasib akhir dari kesepakatan merger tersebut.
Sebelumnya, Djohan dkk telah mengundang 80-an klub anggota Pengcab PSSI Sleman untuk dimintai saran soal merger ini. Pertemuan tersebut sendiri kontradiktif, pasalnya, klub- klub tersebut telah merestui merger saat buka bersama di rumah Hendricus Mulyono beberapa waktu yang lalu.
Disinggung mengenai kemungkinan bila merger gagal, Djohan masih enggan berkomentar. Menurutnya, pihaknya belum mau membicarakan masalah itu. ’’Jangan tanya itu dulu. Kami masih berharap merger ini terlaksana, ’’ tandasnya. (radar jogja)