Faktor kematangan emosi jadi penyebab buruknya penyelesaian akhir pemain PSS Sleman saat menghadapi Persada Ngemplak di laga uji coba tiga hari lalu.
“Mereka [pemain] belum bisa mengontrol emosi. Untuk mencetak gol, bola ditendang kencang atau pelan sama saja, yang penting terarah,” kata Manajer PSS Sleman, Rumadi, Senin (2/1). Dalam beberapa kesempatan emas di depan gawang, para pemain PSS terlihat sangat terburu-buru menceploskan bola ke gawang.
“Mereka [pemain] belum bisa mengontrol emosi. Untuk mencetak gol, bola ditendang kencang atau pelan sama saja, yang penting terarah,” kata Manajer PSS Sleman, Rumadi, Senin (2/1). Dalam beberapa kesempatan emas di depan gawang, para pemain PSS terlihat sangat terburu-buru menceploskan bola ke gawang.
Hasilnya, sepakan yang dilakukan dengan sekuat tenaga tersebut justru tidak menghasilkan apa-apa. Meski demikian, Rumadi memberikan kredit khusus kepada gelandang bertahan, Marwan Muhammad.
Menurut Rumadi, mantan penggawa Persigo Gorontalo itu dianggap memiliki kematangan dari sisi emosi sehingga mampu mengontrol permainan. Tidak hanya itu, pemain ini juga sering diandalkan untuk menjebol gawang lawan. “Gol-gol yang dia [Marwan] cetak, sederhana dan terarah,” lanjut guru SMA itu.
Kata Rumadi, penyelesaian akhir di depan gawang harus segera dibenahi sebelum pertandingan menghadapi PSIS Semarang pada Jumat (6/1) mendatang. Rumadi merasa yakin kemenangan bakal diraih PSS dalam pertandingan tersebut.
Soal kesiapan pemain, striker Tri Handoko yang sempat terancam tidak bisa memperkuat PSS dalam laga menghadapi PSIS Semarang ternyata sudah ikut berlatih pada Selasa (3/1) kemarin. Striker asal Solo ini terlihat sudah bisa berlari. Ditemui seusai latihan, Tri mengaku sudah bisa menggerakan kakinya dan berharap segera pulih sebelum pertandingan Jumat mendatang.
Tri mengalami cedera saat melakoni laga uji coba melawan Persada Ngemplak. Dalam pertandingan tersebut, Tri harus ditarik keluar di pertengahan babak pertama karena mengalami masalah pada pergelangan kaki kanannya. Akibat benturan sebanyak dua kali di tempat yang sama, pergelangan kakinya mengalami bengkak sehingga menimbulkan nyeri. (harian jogja)