TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Sukses 2-0 PSS atas Persebaya Surabaya pada laga pamungkas putrana pertama di Stadion Maguwoharjo Sleman, Sabtu (5/2/2011) tak lain berkat semangat juang anak asuh M Basri di Maguwo. Tak hanya berkat 11 pemain yang turun sejak awal pertandingan, pemain pengganti pun berandil besar dalam kemenangan itu.
Nanda Wahyu (20), gelandang serang PSS mengaku dirinya menerima dan memaklumi keputusan pelatih yang masih kerap mencadangkannya. Sebagai seorang pemain, ia akan menjalankan semua perintah dan instruksi sang arsitek M Basri.
"Tidak masalah dicadangkan. Asal yang penting diberi kesempatan untuk bermain. Itu sudah cukup buat saya," ujar gelandang muda asli PSS Junior itu kepada Tribun Jogja, usai laga.
Baginya, menjadi pemain utama yang bermain sejak awal pertandingan, masing-masing memunyai peran dan beban tersendiri. Jadi, untuk menjadi pemain utama maupun pemain pengganti, baginya, tak terlalu menjadi masalah.
Pemilik nama lengkap Nanda Wahyu Dadari Nasution itu menggantikan Anang Hadi pada babak kedua di posisi gelandang serang. Nanda pun mengakui ada beban untuk bermain lebih baik dari yang digantikannya. "Ada grogi kalau menggantikan pemain," terang pemain yang mencetak gol pada laga kontra Persigo, Selasa (1/2/2011) lalu itu.
Meski begitu, Nanda harus menjawab kepercayaan sang pelatih yang berharap banyak darinya. Hal itu dibuktikannnya dengan permainan ciamik saat mengganti Anang Hadi.
Gol kedua yang dicetak penyerang Tri Handoko ke gawang Persebaya, tak lain berkat aksinya menyusup ke kotak penalti tim lawan. Tapi sayang, bek Persebaya S Arif yang menjegalnya, membuatnya jatuh. Beruntung Tri Handoko berada di posisi kosong di sisi kanan gawang Persebaya. Pemain bernomo punggung 10 itu pun berhasil memperdaya kiper Persebaya Aris Noviandi, dan memperbesar kemenangan PSS menjadi 2-0.
"Sempat menyesal juga tadi nggak bisa mencetak gol. Padahal seharusnya tadi pelanggaran, pas saya dijegal di kotak penalti. Tapi tidak apa-apa. Yang penting tim menang, dan Tri bisa cetak gol," paparnya.
Menurut Nanda, bermain sebagai pemain utama dan cadangan itu tak jauh beda. Intinya adalah bagaimana menjawab kepercayaan pelatih dengan bermain bagus sesuai instruksi pelatih. "Sebagai starter pun saya juga grogi. Apalagi sewaktu derby melawan Persiba lalu," jelasnya.
Nanda, yang baru berusia 20 tahun tak berharap banyak menjadi starter eleven PSS tim Elang Jawa. Tapi kesempatan bermain menjadi targetnya ke depan. "Apalagi karena mungkin saya masih muda. Saya hormati keputusan pelatih dan manajer tim," katanya.
Pun begitu penyerang muda PSS Tri Handoko mengakui dirinya tak terlalu ambil pusing apakah menjadi starter ataupun pengganti. Yang terpenting, tambahnya, ia bisa membawa kemenangan bagi tim. Menjadi pemain cadangan dan pemain utama tak jadi soal buatnya. "Saya senang bisa membawa PSS meraih tiga poin. Meski tadi jadi cadangan dan baru masuk di babak kedua, tidak masalah," tuturnya.
Satu sumbangan gol ini menjadi pembuktian pada sang pelatih. Sebelumnya, M Basri sempat mempertanyakan penyerang PSS yang cenderung miskin gol usai laga PSS vs Persigo lalu.
Pelatih PSS M Basri mengatakan, semua pemain PSS berkesempatan menjadi starting eleven. Tapi, sebelumnya dengan berbagai pertimbangan, baik fisik maupun mental. "Yang paling siap yang akan dimainkan sejak awalan" katanya.
Pada laga lawan Persebaya, Sabtu (5/2/2011), PSS berhasil menyempurnakan kemenangan kandangnya dengan skor 2-0, setelah sebelumnya, Selasa (1/2/2011) Laskar Elang Jawa juga menundukkan Persigo 3-1 di kandang sendiri.
Gol PSS dicetak oleh Fery Anto pada menit ke-72 lewat sundulan kepalanya berkat umpan Dulsan Lestaluhu tak mampu dibendung kiper Persebaya Aris Noviandi. Gol kedua ditorehkan Tri Handoko yang masuk menggantikan Lubis Syukur di babak kedua. Golnya tercipta pada menit ke-79, setelah mendapatkan bola liar dari Nanda Wahyu yang diganjal pemain bertahan Persebaya.(*)
