Pendukung PSS, Slemania, meminta manajemen skuad berjuluk Super Elang Jawa (Elja) segera memberikan klarifikasi ke publik mengenai penggandengan pihak ketiga, dalam pembentukan tim dan kompetisi mendatang.
Ini dilakukan untuk menjawab simpang-siurnya informasi yang diperoleh publik
"Kami minta mereka untuk segera melakukan klarifikasi dan menjelaskan ke publik terkait masalah itu. Kami tidak ingin kasus yang dialami oleh Mojokerto Putra (MP), Mitra Kukar dan sejumlah tim terjadi di Sleman," kata Sekretaris Slemania, Daru Supriyono kepada Harian Jogja, Rabu (28/7).
Mitra Kukar dan Mojokerto Putra di Kompetisi 2009/2010 ditangani oleh Vigit Waluyo yang bekerjasama dengan Pemda setempat.
Bersama dengan Deltras Sidoarjo, kedua tim tersebut, memiliki prestasi yang cukup bagus, di papan atas, namun terjadi permasalahan dalam pola pembinaan sepakbola di lingkungan setempat.
Selain itu, gaji pemain serta pola sharring dengan Pemda setempat juga mengalami permasalahan.
"Kami tidak ingin nantinya pihak ketiga [Andi Ahmad, agen yang memegang pembentukan tim PSS 2010/2011 dan sempat bekerja dengan Vigit Waluyo di PSIR 2008/2009] yang memegang. Kami ingin decision makernya tetap Sleman. Dan yang jelas harus ada kejelasan waktu, garansi dan jangka waktu yang ada. Kami ingin yang menimpa Mojokerto Putra (MP), Mitra Kukar dan sejumlah tim terjadi di tempat kami,” tegas dia.
Meski belum banyak bereaksi, namun Daru menyatakan Slemania bakal memberikan batas waktu bagi manajemen untuk segera memberikan penjelasan kepada publik terkait masalah itu hingga akhir Juli ini.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka Slemania akan berkoordinasi untuk menentukan langkah selanjutnya.
(Harian Jogja/Jumali)