SLEMAN: Partai derby DIY antara PSS Sleman melawan Persiba Bantul dalam Liga TI phone 2010/2011, baru dilaksanakan Minggu (7/3). Hanya, Panitia pelaksana (panpel) pertandingan PSS menargetkan mampu meraup pemasukan Rp100 juta lebih dalam laga itu.
“Kami targetkan mampu meraih angka tersebut. Apalagi kalau dilihat animo dan kapasitas Stadion Maguwoharjo yang ada, kami optimistis akan mampu mencapai angka itu,” kata Daryo, Wakil Panpel PSS, Senin (28/2) di Sleman.
Diakui Daryo, di putaran kedua kali ini harga tiket yang dibanderol tiap kali laga kandang PSS tidak akan mengalami perubahan. Berdasarkan perhitungan yang ada, yakni adanya enam kali laga home selama putaran kedua, dipastikan Panpel PSS akan mampu mengumpulkan pemasukan dari sektor tiket mencapai Rp200 juta lebih.
“Hal ini didasarkan pada pengalaman putaran pertama kemarin. Kami berharap angka itu bisa tercapai,” harap Daryo.
Di putaran pertama, kata Dario, Panpel PSS belum mampu mencapai angka Rp100 juta. Dari enam kali laga yang digelar pemasukan dari tiket hanya berkisar Rp30 juta-Rp50 juta. Selain dikarenakan animo penggemar bola yang mengalami penurunan, angka itu didapatkan menyusul turunnya prestasi yang diraih PSS.
“Kami berharap prestasi di putaran kedua ini dan masuknya sejumlah pemain mengisi skuat akan menyedot penonton yang ada,” sambung Daryo.
Adapun manajer tim PSS, Rumadi mengatakan berdasarkan evaluasi yang digelar di putaran pertama, PSS terpaksa harus mencoret empat pemain. Sementara untuk menutup dan menggenapi skuat menjadi 23 orang, PSS akhirnya memasukkan empat pemain baru di putaran kedua.
“Jika di akhir putaran pertama kami berada di posisi ketujuh. Kami berharap di akhir kompetisi ini bisa bertahan atau malah ditingkatkan,” pungkas Rumadi.(Harian Jogja/Jumali)