TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Agus "Grandong" Purwoko dkk bisa menghela nafas sejenak. Usai melakoni tur berat di Probolinggo dan Mojokerto, punggawa PSS Sleman dibebaskan dari latihan selama dua hari. Pasukan Elang Jawa akan kembali merumput di Stadion Maguwoharjo, Kamis (21/4/2011) besok.
"Anak-anak banyak terkuras fisik dan mental, karena permainan tim tuan rumah Persipro Probolinggo dan PSMP Mojokerto yang kasar dan keras," ujar Manajer Tim PSS, Rumadi, kepada Tribun Jogja, Selasa (19/4/2011).
Menurut Rumadi, dua laga tandang terakhir lalu adalah pertandingan berat bagi tim Elja. "Wasit lagi, wasit lagi. Setelah dikerjai di Probolinggo 0-4, kok diteruskan di Mojokerto lagi dengan skor 0-3. Akibatnya, anak-anak harus mengeroyok wasit," paparnya masih tampak geram.
Dari hasil dua laga tandang terakhir lalu, Rumadi sempat terlintas untuk berhenti mengurusi sepak bola. "Saya malah sempat males ngurusi bola lagi, setelah melihat wasit seperti itu," tuturnya.
Dari kejadian tersebut, Rumadi meminta dengan serius agar Badan Liga Indonesia (BLI) dan PSSI melakukan perubahan menyeluruh terhadap wasit yang bertugas memimpin kompetisi divisi utama.
"Saya tunggu revolusi total di tubuh PSSI, khususnya dalam hal wasit. Kalau perlu, semua wasit diganti," tegasnya.
Rumadi berharap musim depan menjadi tahun baru bagi era persepakbolaan tanah air. Semua elemen terkait persepakbolaan indonesia, harus benar-benar mendukung perubahan dan perbaikan persepakbolaan tanah air.
Pelatih PSS M Basri pun menyatakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit, terlebih pada dua pertandingan away terakhir di Jawa Timur. "Saya kasihan anak-anak. Mereka sudah bermain bagus, tapi wasit yang mengacaukan segalanya," keluhnya.
Meski begitu, pelatih berusia 68 tahun itu terus memberikan semangat pada anak asuhnya. Sebagai pemain profesional, selain fisik, pemain juga harus siap mental.(*)