Negosiasi Merger PSS-RM Alot
Masa depan PSS Sleman masih tanda Tanya. Mendekati 22 Agustus, sebagai batas waktu penyerahan dan tanggal 25 Agustus pengumuman nama-nama klub professional, PSS Sleman belum juga menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Real Mataram (RM) untuk melakukan merger. Hingga kemarin, manajemen Super Elang Jawa sebutan PSS Sleman belum bisa mengambil keputusan. General Manager PSS Sleman, Djoko Handoyo menyatakan pihaknya masih belum berani mengambil keputusan karena ada beberapa poin yang masih menjadi ganjalan.
Djohan mengatakan, diantara beberapa poin tersebut antara lain prosentasi pembagian saham yang belum jelas. Masalah ini menjadi salah satu faktor yang membuat PSS enggan meneken draft MoU tersebut.
Selain itu, posisi PSS yang belum berbadan hukum dinilai cukup lemah. ’’Posisi kita saat ini sangat lemah. Selain belum memiliki badan hukum, secara finansial kami juga cukup lemah,’’ ujar Djohan.
Djohan menambahkan, kalaupun merger tersebut terjadi, maka, PSS tidak ingin masuk dengan lawaran. Atau tidak menyertakan dana. Hingga tadi malam, manajemen PSS masih melakukan pertemuan guna membicarakan masalah merger tersebut.
Selain itu, posisi PSS yang belum berbadan hukum dinilai cukup lemah. ’’Posisi kita saat ini sangat lemah. Selain belum memiliki badan hukum, secara finansial kami juga cukup lemah,’’ ujar Djohan.
Djohan menambahkan, kalaupun merger tersebut terjadi, maka, PSS tidak ingin masuk dengan lawaran. Atau tidak menyertakan dana. Hingga tadi malam, manajemen PSS masih melakukan pertemuan guna membicarakan masalah merger tersebut.
Persoalan lain yang tak kalah seriusnya dating dari pihak suporter. Resistensi dari supporter PSS Sleman (Slemania) juga cukup tinggi. Sebelumnya, Slemania menuntut pihak RM harus menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk memenuhi kebutuhan tim. Selain itu, masih ada beberapa tuntutan, antara lain, logo dan nama PSS yang tidak boleh berubah. Warna apparel yang tetap hijau dan putih, wajib memasang lampu Stadion Maguwoharjo, nama kelompok suporter yang hanya Slemania dan utang RM selama setengah musim tidak menjadi tanggungan PSS.
“Kalau Real Mataram tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut, maka merger tersebut harus batal,” tegas Ketua Umum Slemania Supri Yoko.
Dilain pihak, CEO RM Erik Irawan Pujoadi hari ini terbang ke Jakarta utuk memberi laporan ke pihak konsorsium soal jadi tidaknya merger tersebut. (Radar Jogj)