Kerja keras manajemen PSS dan Real Mataram setelah berulang kali gagal mencapai kesepakatan, akhirnya deal. Kamis (18/8), pukul 03.16 dini hari WIB kedua pihak menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Kantor Sekretariat PSS, Jombor, Sinduadi, Mlati, Sleman.
Dalam penandatanganan MoU, PSS diwakili General Manager-nya, R Djoko Handoyo SH. Sedangkan Real Mataram diwakili CEO Erik Irawan Pujoadi. Ketika dihubungi, R Djoko Handoyo SH menyatakan, nota kesepakatan kemarin langsung dibawa ke Jakarta untuk diserahkan ke konsorsium PSSI oleh Erik Irawan Pujoadi. “Hasil kesepatakan itu sifatnya masih umum, karena masalah lain akan dibicarakan lagi setelah ada jawaban dari konsorsium. Kita sementara mengejar deadline agar sebelum 22 Agustus sudah ada kepastian,” katanya.
Dalam penandatanganan MoU, PSS diwakili General Manager-nya, R Djoko Handoyo SH. Sedangkan Real Mataram diwakili CEO Erik Irawan Pujoadi. Ketika dihubungi, R Djoko Handoyo SH menyatakan, nota kesepakatan kemarin langsung dibawa ke Jakarta untuk diserahkan ke konsorsium PSSI oleh Erik Irawan Pujoadi. “Hasil kesepatakan itu sifatnya masih umum, karena masalah lain akan dibicarakan lagi setelah ada jawaban dari konsorsium. Kita sementara mengejar deadline agar sebelum 22 Agustus sudah ada kepastian,” katanya.
Salah satu yang belum deal adalah soal nama. Slemania mengusulkan tetap menggunakan nama PSS Sleman. Alasannya, dengan nama itu PSS Sleman lebih berdaya jual. Slemania mau membeli tiket harga Rp 25.000 untuk tribun timur.
“Nama akan dibicarakan dengan konsorsium. Kalau bisa namanya tetap PSS Sleman. Tetapi kalau Real Mataram ngotot menambah nama, kita akan pertimbangkan. Yang penting dengan merger itu PSS bisa tampil di level I, kalau hanya main di level II percuma saja,” papar Djoko.
Sedang Media Officer Real Mataram, Y Sri Susilo mengauki masih banyak item yang belum disepakati. Masalah nama, misalnya, kalau tidak terlalu prinsip pihaknya ingin ada keputusan pasti soal itu. “Kami ingin ada persetujuan resmi dari konsorsium soal ini. Memang tidak prinsip, tapi kami tak ingin ada masalah di kemudian hari. Kita sepakat bersama menjalani kompetisi profesional, jadi hal seperti itu tetap akan kami pertimbangkan,” tuturnya.
Proses merger PSS dan Real berlangsung cukup alot. Tarik ulur sempat enam kali sebelum penandatanganan MoU. Real Mataram bahkan sempat membuka peluang bergabung dengan PPSM Sakti Magelang hingga akhirnya PSS menandatangani MoU. Setelah ada persetujuan dari konsorsium, PSS-Real akan kembali menjalin komunikasi guna membahas masalah teknis merger. Mereka tak punya waktu banyak untuk segera bersiap sebelum deadline pengumpulan berkas 22 Agustus mendatang.
Jika PSS-Real ini masuk level I pasti banyak pemain yang bakal digeser. Pasalnya, pemain yang ada sekarang kebanyakan masih level Divisi Utama, sehingga harus mencari pemain yang betul-betul jadi, termasuk pemain asing.(kedaulatan rakyat)