Tim PSS Sleman tetap akan menggelar latihan secara intensif selama bulan puasa. Hal tersebut diungkapkan oleh manajer operasional PSS, Rumadi kepada Harian Jogja, Minggu (31/7). Rumadi menegaskan bahwa meski dalam bulan puasa latihan fisik tetap harus dilakukan oleh para pemain di timnya.
"Kalau pas puasa pemain hanya diam sendiri di rumah nanti malah lemes, dan jika dipercayakan untuk melakukan latihan sendiri saya yakin malah tidak akan efektif karena jika tidak dipaksakan pemain pasti merasa ogah-ogahan untuk melakukan latihan,” ujarnya.
Recana pembentukan kerangka tim yang belum terselesaikan sampai sekarang juga menjadi pertimbangan khusus untuk tetap melakukan latihan rutin meski puasa. Jadwal yang diagendakan pun tetap tidak berubah, yakni Senin, Rabu dan Jumat.
Namun agar pemain tidak merasa berat dengan latihan saat puasa, porsi latihannya pun akan sedikit dikurangi.
"Tujuan latihan kan hanya untuk tetap menjaga kebugaran pemain, karena repot nantinya kalau pemain tidak lagi melakukan latihan pasti pas latihan perdana fisiknya harus kembali dari nol lagi, untuk itulah kita paksakan untuk tetap intensif latihan,” tandasnya.
Rencananya menginjak awal puasa pemain akan diliburkan dulu selama seminggu agar mereka dapat secara khusuk menjalankan puasa bersama keluarga. Selanjutnya akan dipanggil kembali untuk mengikuti latihan.
Rencana seperti ini juga sudah dibahas bersama pelatih tim M. Basri, dan pelatih berlisensi A AFC tersebut telah menyetujui program seperti ini.
Tradisi tetap latihan intensif saat puasa seperti ini sudah berlangsung lama di tim Elang Jawa (julukan PSS). Menurut Rumadi, ada nuansa khusus yang tercipta selama ini, terutama setelah latihan dan menjelang berbuka puasa. Semua pemain, seperti biasanya akan melakukan kegiatan buka puasa secara bersama.
"Meski hanya berbuka dengan teh panas dan nasi bungkus namun nuansa kekeluargaan antarpemain yang tercipta begitu eratnya, itu yang kami kehendaki. Jadi latihan di saat puasa salah satu tujuannya ya ini,” tutup Rumadi.
"Kalau pas puasa pemain hanya diam sendiri di rumah nanti malah lemes, dan jika dipercayakan untuk melakukan latihan sendiri saya yakin malah tidak akan efektif karena jika tidak dipaksakan pemain pasti merasa ogah-ogahan untuk melakukan latihan,” ujarnya.
Recana pembentukan kerangka tim yang belum terselesaikan sampai sekarang juga menjadi pertimbangan khusus untuk tetap melakukan latihan rutin meski puasa. Jadwal yang diagendakan pun tetap tidak berubah, yakni Senin, Rabu dan Jumat.
Namun agar pemain tidak merasa berat dengan latihan saat puasa, porsi latihannya pun akan sedikit dikurangi.
"Tujuan latihan kan hanya untuk tetap menjaga kebugaran pemain, karena repot nantinya kalau pemain tidak lagi melakukan latihan pasti pas latihan perdana fisiknya harus kembali dari nol lagi, untuk itulah kita paksakan untuk tetap intensif latihan,” tandasnya.
Rencananya menginjak awal puasa pemain akan diliburkan dulu selama seminggu agar mereka dapat secara khusuk menjalankan puasa bersama keluarga. Selanjutnya akan dipanggil kembali untuk mengikuti latihan.
Rencana seperti ini juga sudah dibahas bersama pelatih tim M. Basri, dan pelatih berlisensi A AFC tersebut telah menyetujui program seperti ini.
Tradisi tetap latihan intensif saat puasa seperti ini sudah berlangsung lama di tim Elang Jawa (julukan PSS). Menurut Rumadi, ada nuansa khusus yang tercipta selama ini, terutama setelah latihan dan menjelang berbuka puasa. Semua pemain, seperti biasanya akan melakukan kegiatan buka puasa secara bersama.
"Meski hanya berbuka dengan teh panas dan nasi bungkus namun nuansa kekeluargaan antarpemain yang tercipta begitu eratnya, itu yang kami kehendaki. Jadi latihan di saat puasa salah satu tujuannya ya ini,” tutup Rumadi.