Setelah sempat terjadi polemik mengenai penggabungan klub antara PSS Sleman dan Real Mataram. Akhirnya pembahasan lanjutan merger kedua tim itu kembali dilakukan.
Hal tersebut terkait adanya syarat lanjutan dari PSSI yang menyatakan bahwa syarat merger adalah klub LPI dengan salah satu klub ISL, bukan Divisi atau yang berada di bawahnya, meski hal tersebut juga masih terjadi kesimpangsiuran.
Hal tersebut terkait adanya syarat lanjutan dari PSSI yang menyatakan bahwa syarat merger adalah klub LPI dengan salah satu klub ISL, bukan Divisi atau yang berada di bawahnya, meski hal tersebut juga masih terjadi kesimpangsiuran.
Dalam agenda pertemuan yang berlangsung di rumah dinas Bupati Sleman, Sabtu (13/8) pembahasan lebih diarahkan pada kesepakatan MoU antara kedua tim. Adapun hasil baru sebagai tindak lanjut dari pertemuan kali ini masih akan ditandatangani besok (15/8). Inti dari pembahasan tersebut hanyalah ingin mengoptimalkan untuk mempelajari serta mengevaluasi pasal kesepakatan bersama terkait merger kedua tim.
Pertemuan tertutup dan berlangsung selama dua jam. Meski berlangsung cukup lama, namun sejumlah pengurustim Super Elang Jawa belum memberikan sinyal untuk segera merampungkan lanjutan kesepakatan mengenai merger tim tersebut. Selanjutnya PSS masih tetap akan melakukan pertemuan internal dengan jajaran manajemen yang lain.
“Kami masih tetap akan mempelajari dahulu mengenai MoU kesepakatan, baik pasal maupun poin-poin yang tertuang. Sebagaimana layaknya menentukan langkah yang besar, kami tidak ingin gegabah begitu saja,” jelas Pembina PSS Sleman, Sri Purnomo Bupati setelah pertemuan.
Pembina PSS yang sekaligus menjabat sebagai Bupati Sleman tersebut juga mengingatkan agar semuanya dipikirkan secara mendalam dulu. Artinya tidak tidak langsung tandatangan saja, akan tetapi perlu juga mencari solusi terbaik bagi dua klub yang nantinya menjadi satu atap dalam liga Pro 1 supaya tidak ada yang dirugikan di waktu mendatang.
Pertemuan tertutup itu sendiri dihadiri oleh sejumlah nama yang menjadi figur penting bagi kedua klub, seperti R. Djoko Handoyo selaku manajer utama PSS Sleman dan Erik Pujoadi selaku CEO Real Mataram. Tampak pula ketua CEO LPI Pusat Wijayanto. Setelah pertemuan selesai baik PSS dan Real Mataram memberikan keterangan kepada wartawan, Sementara CEO LPI Widjajanto tidak bicara banyak menurutnya hasil yang diterima kedua tim bisa membawa persepakbolaan di Kota Jogja ini lebih baik lagi dalam perjalanan ke depannya.
“Kami hanya punya sedikit waktu untuk memutuskan semuanya. Sebagaimana yang diamanatkan ketua pembina PSS tadi agar kami jangan kemrungsung dan tetap mencari solusi terbaik nantinya setelah tim ini bergabung” ujar Djoko Handoyo .
Berbeda dengan PSS dalam pernyataannya CEO Real Mataram Erik Irawan Pujoadi berharap hari ini PSS sudah bisa mengambil sikap dan mengambil ketegasan atas kesepakatan MoUtersebut. Menurut Erik sangat riskan bila terlalu lama dalam mengambil sikap, mengingat pada 22 Agustus nanti dokumen sudah harus dikirim ke PSSI. (harian jogja)
